Ditulis Oleh: Hairil Anam, S.S (Guru Bahasa Inggris SMP Insan Terpadu)
Hari ini saya mengajar di kelas
IX A SMP Insan Terpadu tepatnya pada jam pelajaran ke- 3 dan 4. Pembelajaran sebelumnya
yaitu tentang narrative text, tepatnya pada KD. 3.7 Mengungkapkan
makna dan langkah retorika dalam essei pendek sederhana menggunakan ragam
bahasa tulis secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar berbentuk recount dan narrative.
Pada pertemuan sebelumnya, para
siswa sudah saya beri tugas untuk menemukan kosakata terkait sebuah narrative
text berjudul The Little Red Riding Hood dengan harapan dari
kumpulan kosakata tersebut dapat membantu siswa untuk menyusun sebuah narrative
text yang diharapkan.
Pada pertemuan kali ini saya
meminta mereka untuk melanjutkan tugas menyusun narrative text
tersebut dengan bantuan kamus yang mereka bawa, tentu saja saya sebagai guru
siap membantu apabila mereka mengalami kesulitan. Ternyata setelah saya amati,
selama proses pembelajaran, ada banyak siswa yang tidak membawa kamus dengan
berbagai macam alasannya. Ketika mendapat pertanyaan guru, ada yang tidak
menanggapinya dengan serius. Dalam kerja kelompok juga ada beberapa siswa yang
nampak tidak bersemangat.
Saya bertanya dalam hati,
mengapa mereka bersikap seperti itu. Saya berfikir mungkin pembelajarannya yang
kurang menarik, sehingga mereka bersikap demikian dan berpengaruh terhadap
hasil kerja mereka yang kurang maksimal. Banyak siswa kehabisan waktu, kosakata
dan pemilihan katanya kurang tepat, kalimat yang dibuat tidak runtut dan tata
bahasanya tidak benar sehingga hasilnya tidak sesuai dengan isi cerita yang
diharapkan. Kelihatannya mereka merasa kesulitan sekali sehingga ada yang putus
asa dalam berusaha.
Saya berusaha berfikir untuk
menemukan cara yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar para siswa
tersebut. Akhirnya saya ingat bahwa saya punya beberapa media gambar berseri,
salah satunya berjudul The Little Red Riding Hood. Akan tetapi gambar
berseri yang saya miliki kurang menarik karena tidak berwarna. Saya berniat
menggunakan media gambar berseri yang lebih menarik untuk membuat para siswa
lebih tertarik dengan pembelajaran bahasa Inggris mengenai narrative text
ini dan saya buat Penelitian Tindakan Kelas.
Harapan saya membuat media yang
menarik akan menjadikan mereka lebih semangat dalam belajar dan dapat membantu
mereka untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
Pertemuan berikutnya, saya
kembali mengajar di kelas IX A tepatnya pada jam pelajaran ke- 2, 3 dan 4.
Pembelajaran hari ini sebagai tindak lanjut dari kondisi awal siswa pada
pelaksanaan pembelajaran sebelumnya mengenai narrative text.
Pembelajaran siklus 1 ini, saya
awali dengan pendalaman materi tentang unsur kebahasaan yang digunakan dalam narrative
text. Saya menyediakan narrative text berjudul The Hen with
the Silver Eggs yang masih menggunakan verb yang belum tepat.
Saya meminta mereka untuk merubahnya menjadi verb yang tepat. Dalam
hal ini saya ingin menggali sejauh mana mereka mampu mengidentifikasi ciri
kebahasaan yang tepat, dalam hal ini yaitu past tense yang mana
menggunakan verb 2. Dengan menggunakan kamus, pada halaman tertentu
mereka dapat menemukan perubahan verb yang tepat.
Kemudian saya meminta mereka
untuk mengidentifikasi struktur umum dari narrative text tersebut.
Syukurlah mereka dapat mengidentifikasi general structure dari teks
yang sama.
Selanjutnya saya mulai
menunjukkkan media gambar berseri yang sudah saya rencanakan sebelumnya. Media
gambar berseri ini berisi satu set gambar yang terdiri dari lima potongan
gambar yang menggambarkan runtutan cerita tentang The Little Red Riding
Hood. Saya mendapatkan gambar-gambar tersebut dari internet secara
terpisah lalu saya satukan menjadi urutan gambar berseri yang menarik. Secara
berkelompok, mereka saya minta untuk mengamati gambar berseri tersebut. Ada
beberapa siswa yang bertanya gambar apa, siapa, anak tersebut sedang apa dan
sebagainya. Hal tersebut menunjukkan mereka antusias dan berusaha ingin tahu.
Kemudian saya menunjukkan narrative text acak yang berkaitan dengan
gambar berseri tersebut. Saya meminta mereka untuk menyusun kembali teks acak
tersebut menjadi runtut. Mereka dapat menggunakan urutan gambar berseri yang
telah disediakan untuk membantu mengurutkan. Hasilnya sudah ada peningkatan,
sekarang mereka dapat menyusun narrative teks dengan menggunakan
gambar berseri. Namun saya belum puas karena mereka belum mampu membuat sebuah narrative
text menggunakan pengembangan kalimat buatan mereka sendiri. Hal ini masih
menjadi tugas saya agar pertemuan pada siklus 2 para siswa dapat mencapai
standar yang saya harapkan.
Pertemuan selanjutnya merupakan tindak lanjut dari siklus 1 pada pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran pada siklus 2 ini, membutuhkan langkah bertahap sehingga pembelajaran siklus 2 harus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama saya meminta para siswa untuk membentuk kelompok sesuai pembagian kelompok seperti biasanya. Saya membagikan kembali media gambar berseri yang mereka gunakan pada siklus 1 untuk digunakan lagi pada siklus 2 ini. Gambar berseri terdiri atas 5 gambar yang saling berurutan, dengan bekal penguasaan past tense pada pertemuan sebelumnya, siswa ditugaskan untuk membuat masing-masing 3 kalimat yang berbeda pada tiap gambar, sehingga diharapkan tiap kelompok menghasilkan 15 pengembangan kalimat buatan sendiri. Ternyata dalam proses pengerjaannya, para anggota kelompok saling berbagi tugas pada masing-masing gambar. Saya merasa selain menyiapkan gambar berseri saya juga seharusnya menyiapkan gambar yang terpotong sendiri-sendiri sehingga anggota kelompok tidak berebut gambar. Namun demikian dengan bantuan kamus dan kerjasama yang baik, mereka dapat menyelesaikan tepat waktu. Dan yang paling utama, mereka dapat membuat kalimat hasil karya mereka sendiri.
Lembar kerja siswa berikutnya
adalah menyusun 15 kalimat yang masih berdiri sendiri menjadi sebuah narrative
text yang utuh. Kegiatan ini kami laksanakan pada pertemuan kedua siklus 2
ini. Para anggota kelompok dipersilahkan untuk kembali ke kursi masing-masing
karena saya berharap penugasan ini dapat mereka laksanakan secara individu.
Dengan bekal penguasaan conjunction atau temporal conjuction,
mereka dapat menggunakannya untuk menghubungkan 15 kalimat tersebut secara
baik. Pada kesempatan ini saya merasa puas karena saya melihat ketuntasan hasil
belajarnya sempurna, yaitu mencapai 100%. Hal ini dikarenakan secara individu
mereka memenuhi 5 kriteria penilaian, yaitu vocabulary (kosakata), diction
(pilihan kata), grammar (tata bahasa), content (isi cerita),
dan terutama creativity (kreatifitas). Berkat penggunaan media gambar
berseri akhirnya para siswa kelas ini 100% mampu menulis sebuah narrative
text dengan menggunakan kalimat buatan mereka sendiri.